Dalam menentukan pengobatan dan penulisan resep, seorang dokter hendaknya mengacu pada prinsip terapi rasional yang meliputi tepat diagnosis atau indikasi, tepat pemilihan dan bentuk sediaan obat, tepat cara pemberian dan dosis, manjur dan aman serta ekonomis atau terjangkau oleh kemampuan pasien. Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) yang ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) pada tahun 2012, juga disebutkan tentang penulisan resep, yaitu pada area 7 tentang pengelolaan masalah kesehatan. Dalam area tersebut tertulis: “Menulis resep obat secara bijak dan rasional (tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat frekwensi dan cara pemberian, serta sesuai kondisi pasien), jelas, lengkap, dan dapat dibaca”. Dalam daftar lampiran keterampilan SKD 2012, keterampilan menulis resep mempunyai level kompetensi 4A, yang artinya lulusan dokter harus mampu melakukan secara mandiri atau tuntas. Keterampilan ini juga diujikan dalam OSCE (Objective Structured Clinical Examination) Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) pada beberapa station (5 hingga 6) dari 12 station meskipun bobot nilainya tidak tinggi.
Inscriptio : nama dokter, alamat, SIP, kota, tanggal, R/
Prescriptio : nama obat, bentuk obat, jumlah obat, cara pembuatan (jika berupa racikan), dll
Signatura : cara pemakaian, jumlah obat, waktu minum
Pro : nama pasien, umur, BB (terutama anak2), alamat (kalau obat mengandung narkotika)
Subscriptio : paraf atau tanda tangan.
Teknis yang perlu diperhatikan dalam menuliskan resep adalah tulisan harus jelas terbaca untuk menghindari kekeliruan baca pihak apotek dan berakibat keliru pemberian obat yang dapat berakibat fatal bagi pasien. Sehingga diwajibkan menggunakan pena atau pulpen dan tidak menggunakan pensil, serta seiring kemajuan zaman kini juga ditemukan resep obat digital, baik yang dicetak maupun yang online. Nama obat ditulis dalam bentuk nama kimia atau generik atau nama dagang, namun untuk kepentingan pendidikan tidak dianjurkan menggunakan nama paten atau nama dagang. Obat jadi baik yang berbentuk tablet, kapsul, sirup, salep dll penulisan resepnya akan lebih mudah dibandingkan obat racikan atau puyer karena membutuhkan sedikit perhitungan sehingga perlu ketelitian yang lebih tinggi agar tidak terjadi kekeliruan. Dalam hal ini pengetahuan tentang dosis obat perlu dikuasai baik itu dosis terapi, dosis maksimal, dosis toksis baik pada anak maupun dewasa serta pemberiannya apakah dalam bentuk dosis bagi atau dosis tunggal.
Penulisan resep puyer (pulveres)
Penulisan resep untuk puyer sedikit berbeda, karena kita minta petugas farmasi untuk meracikkan. Kalau obat penyusun puyernya lebih dari 1, masing-masing obat itu ditulis dalam baris yang terpisah-pisah, lalu di bawahnya dituliskan cara peracikannya.Contoh:
R/ Amoksisilin 100mg
s. lact q.s.
m.f. pulv. dtd. no. XXI
S 3dd pulv I p.c
s. lact q.s. = tambahkan s. lactis secukupnya.
m.f. pulv. dtd. No. XXI = buat dan campurlah dalam bentuk pulveres (puyer), masing-masing dengan dosis di atas sebanyak 21 buah.
Contoh kasus:
Resepkan obat kumur berikut untuk pasien faringitis: Solusio povidon iodin 1% dikumur 2x sehari.
Penyelesaian:
R/ Sol Povidon iodin 1% fls No. I
S 2 dd garg
Obat tetes untuk mata dan telinga tidak beda banyak peresepannya. Cuma penulisan cara pemakaiannya yang berbeda.
Telinga = auric
Mata = oculo
Contoh penulisan resep:
R/ Sol H2O2 3% 5cc
S 2dd gtt X auric dex
R/ Sol Ofloxacin fls No.I
S 2dd gtt II auric dex setelah dicuci
R/ Gentamycin eyedrops fls No.I
S omnihora gtt I o.d.s
R/ Gentamycin eye ointment 5g tube No.I
S 1dd applic o.d.s a.n.
R/ Sulfas atropin eyedrops fls No.I
S 3dd gtt I o.d.s
Catatan tambahan mengenai bahasa Latin yang sering dipakai dalam resep dokter dan artinya:
p.c = post coenam = setelah makan
d.c = durante coenam = saat makan
a.c. = ante coenam = sebelum makan
a.n. = ante noctem = sebelum tidur
p.r.n = pro re nata (apabila diperlukan)
da in caps = masukkan ke dalam kapsul
omnihora = tiap jam
o.m. = omni mane = tiap pagi
m.et.v = mane et vespere = pagi dan malam
u.e = usus externum = untuk obat luar
applic part dol = oleskan pada daerah yang sakit
o.d.s = oculo dextra sinistra = mata kanan kiri
p.c = post coenam = setelah makan
d.c = durante coenam = saat makan
a.c. = ante coenam = sebelum makan
a.n. = ante noctem = sebelum tidur
p.r.n = pro re nata (apabila diperlukan)
da in caps = masukkan ke dalam kapsul
omnihora = tiap jam
o.m. = omni mane = tiap pagi
m.et.v = mane et vespere = pagi dan malam
u.e = usus externum = untuk obat luar
applic part dol = oleskan pada daerah yang sakit
o.d.s = oculo dextra sinistra = mata kanan kiri
Diringkas dan disarikan oleh Yoseph LS dari file presentasi PowerPoint “Menulis Resep” tulisan Hendra T’ Hartono dan Dwi Diandini dan file PDF "Prinsip Penulisan Resep Dokter" tulisan Wiwik Kusumawati yang tersedia online.
Perubahan terakhir: 27 Juni 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar