Kanker adalah penyebab kematian nomor satu di Singapura, 29,3% dari total kematian pada tahun 2009.
Data penelitian ini diperoleh dari Singapore Cancer Registry (Pencatatan Kanker Singapura). Singapore Cancer Registry dimulai pada tahun 1968, dan merupakan bagian dari National Registry of Diseases Office (Badan Nasional Pencatatan Penyakit). Badan ini mengumpulkan data klinis dan epidemiologis dari semua kasus kanker baru, sekaligus melacak kematian akibat kanker. Pencatatan kasus kanker adalah suatu kewajiban berdasarkan National Registry of Diseases Act 2007 (Undang-undang Pencatatan Penyakit Nasional Tahun 2007).
Pada tahun 2006-2010, terdapat tren kenaikan jumlah kasus baru tiap tahunnya. Dari keseluruhan insiden, 48,6% adalah laki-laki dan 51,4% adalah perempuan.
Pada kurun 1998-2002, kanker paru, kolorektal, dan hati adalah tiga teratas jumlah kanker di Singapura. Kini pada laki-laki jumlah tertinggi adalah kanker kolorektal, paru, dan prostat; sedangkan pada wanita jumlah tertinggi adalah kanker payudara, kolorektal, dan paru. Secara keseluruhan, kanker kolorektal adalah kanker yang paling banyak dijumpai pada masyarakat Singapura tetapi mortalitas tertinggi diakibatkan oleh kanker paru pada laki-laki dan kanker payudara pada perempuan.
Pada kurun 1998-2002, kanker paru, kolorektal, dan hati adalah tiga teratas jumlah kanker di Singapura. Kini pada laki-laki jumlah tertinggi adalah kanker kolorektal, paru, dan prostat; sedangkan pada wanita jumlah tertinggi adalah kanker payudara, kolorektal, dan paru. Secara keseluruhan, kanker kolorektal adalah kanker yang paling banyak dijumpai pada masyarakat Singapura tetapi mortalitas tertinggi diakibatkan oleh kanker paru pada laki-laki dan kanker payudara pada perempuan.
Singapura terdiri atas 75% Cina, 13% Melayu, 9% India, 3% lain-lain. Gaya hidup, terutama efek diet mungkin menjadi faktor utama yang menyebabkan perbedaan berdasarkan etnisitas, karena diperkirakan bahwa kepatuhan komunitas India pada pola diet tradisional dengan persentase vegetarian yang lebih tinggi yang mengonsumsi kacang-kacangan lebih banyak menyebabkan insiden kanker prostat tidak meningkat setinggi pada etnis Melayu dan Cina.
Tingkat insiden kanker payudara perempuan Singapura adalah yang tertinggi di Asia. Risiko seumur hidup untuk perempuan Singapura untuk kanker payudara adalah 6,12%, yang artinya 1 dari 16 perempuan akan menderita kanker payudara.
Pada periode 2005-2009, terdapat 5255 kematian akibat kanker paru. Prevalensi merokok di Singapura adalah 14,3%, dan peningkatan prevalensi tertinggi berada pada rentang usia 18-39 tahun.
Sepuluh besar kanker yang paling sering dijumpai pada laki-laki Singapura, 2006-2010(*):
1. Kolorektum
2. Paru
3. Prostat
4. Hati
5. Lambung
6. Kulit (termasuk melanoma)
7. Limfoma
8. Nasofaring
9. Ginjal dll
10. Kandung kemih
1. Kolorektum
2. Paru
3. Prostat
4. Hati
5. Lambung
6. Kulit (termasuk melanoma)
7. Limfoma
8. Nasofaring
9. Ginjal dll
10. Kandung kemih
Sepuluh besar kanker yang paling sering dijumpai pada perempuan Singapura, 2006-2010(*):
1. Payudara
2. Kolorektum
3. Paru
4. Rahim
5. Indung telur
6. Kulit (termasuk melanoma)
7. Lambung
8. Leher rahim
9. Limfoma
10. Tiroid
1. Payudara
2. Kolorektum
3. Paru
4. Rahim
5. Indung telur
6. Kulit (termasuk melanoma)
7. Lambung
8. Leher rahim
9. Limfoma
10. Tiroid
Singapura memiliki lima rumah sakit pemerintah dan 12 rumah sakit swasta yang mampu mendiagnosa dan memulai perawatan kanker. Terdapat dua pusat penanganan kanker milik pemerintah di Singapura, National Cancer Centre Singapore (NCCS) dan National University Cancer Institute. Sektor swasta juga memiliki beberapa pusat penanganan kanker yang lebih kecil.
Catatan dokteryoseph:
(*) Disalin dari tabel 3 dan 4 pada jurnal, di jurnal disampaikan bahwa sumber tabel tersebut (dan beberapa tabel lain) adalah dari referensi nomor 10. Referensi nomor 10 adalah Singapore Cancer Registry Interim Report. Trends in Cancer Incidence in Singapore 2002–2006. National Registry of Disease Office. Singapore: Ministry of Health. Padahal pada tabel disampaikan bahwa data tersebut mewakili periode 2006-2010, tidak cocok dengan tahun laporan yang dirujuk yaitu 2002-2006. Mungkin hanya kesalahan pengetikan (typo), karena yang lebih cocok dijadikan rujukan adalah referensi nomor 6, yaitu Singapore Cancer Registry Interim Report. Trends in Cancer incidence in Singapore 2006–2010. Singapore: Ministry of Health.
(*) Disalin dari tabel 3 dan 4 pada jurnal, di jurnal disampaikan bahwa sumber tabel tersebut (dan beberapa tabel lain) adalah dari referensi nomor 10. Referensi nomor 10 adalah Singapore Cancer Registry Interim Report. Trends in Cancer Incidence in Singapore 2002–2006. National Registry of Disease Office. Singapore: Ministry of Health. Padahal pada tabel disampaikan bahwa data tersebut mewakili periode 2006-2010, tidak cocok dengan tahun laporan yang dirujuk yaitu 2002-2006. Mungkin hanya kesalahan pengetikan (typo), karena yang lebih cocok dijadikan rujukan adalah referensi nomor 6, yaitu Singapore Cancer Registry Interim Report. Trends in Cancer incidence in Singapore 2006–2010. Singapore: Ministry of Health.
Sumber:
Cancer Trends and Incidences in Singapore
Melissa C.C. Teo and Khee Chee Soo
Jpn J Clin Oncol 2013;43(3)219–224
Cancer Trends and Incidences in Singapore
Melissa C.C. Teo and Khee Chee Soo
Jpn J Clin Oncol 2013;43(3)219–224
Tidak ada komentar:
Posting Komentar