Selasa, 26 Juli 2016

Inilah Perbedaan Enukleasi Eviserasi Eksenterasi pada Operasi Mata

Oleh Yoseph L. Samodra

Menurut American Society of Ophthalmic Plastic and Reconstructive Surgery (ASOPRS) pada tahun 2005 dalam buklet untuk awam, beda enukleasi dan eviserasi adalah:
Enukleasi adalah pembedahan untuk mengangkat keseluruhan mata. Eviserasi adalah pembedahan untuk mengangkat isi bola mata,menyisakan otot dan bagian putih mata.

Dokter Asa D. Morton pada Bab 23 dari buku “Ophthalmic Care of the Combat Casualty” menerangkan perbedaan enukleasi dan eviserasi ialah:
Enukleasi melibatkan pengangkatan bola mata dan sebagian nervus optikus anterior, dengan usaha untuk mempertahankan konjungtiva, kapsula Tenon, serta otot ekstraokular.
Eviserasi adalah pengangkatan isi bola mata tapi dengan menyisakan sklera dan, pada beberapa kasus, juga menyisakan kornea.



Dokter Bhavna Chawla, dalam acara AIOC 2010 membawakan makalah karyanya dengan Dokter Bajaj dkk berjudul “Orbital Exenteration: Current Indications”, di dalamnya tercantum:
Eksenterasi orbita adalah pembedahan destruktif yang dilakukan pada situasi klinis yang genting sebagai upaya menyelamatkan jiwa. Eksenterasi terutama dilakukan pada kondisi keganasan orbita dan kadang-kadang untuk infeksi dan inflamasi orbita yang mengancam nyawa.

Dalam laporan penelitiannya, “Orbital Exenteration: A 15-Year Study of 38 Cases”, dokter Arie Y. Nemet, dkk menerangkan tentang eksenterasi:
Eksenterasi orbita melibatkan pengangkatan jaringan lunak orbita termasuk bola mata. Prosedur tradisional mencakup pengangkatan bola mata, kelopak mata, konjungtiva, dan keseluruhan isi orbita termasuk area periorbita. Eksenterasi subtotal mencakup pengangkatan bola mata, konjungtiva, dan otot ekstraokular, tanpa dilakukan diseksi subperiosteal.

Chikungunya, Penyakit oleh Virus yang Tak Kunjung Sirna

  • Chikungunya berasal dari istilah yang berarti “penyakit yang membuat sendi-sendi terlipat”.
  • Virus Chikungunya (CHIKV) pertama kali diisolasi dari darah seorang penderita demam di Tanzania pada tahun 1953. Pada tahun 1958, CHIKV diisolasi dari beberapa pasien di Bangkok, Thailand.
  • Di Afrika, CHIKV bersirkulasi dalam siklus enzootik yang melibatkan nyamuk hutan dan primata selain manusia. Di Asia, CHIKV terutama bersirkulasi di daerah perkotaan di antara nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus dan manusia.
  • Telah dikenal tiga genotip virus Chikungunya (CHIKV), yaitu West African, East/Central/South African (ECSA), dan Asian.
  • Patogenesis infeksi Chikungunya belum dipahami dengan baik dan masih dalam penelitian intensif.
  • Manifestasi klinis: demam tiba-tiba, nyeri sendi hebat (dapat menetap selama berminggu-minggu hingga bertahun-tahun). Atralgia atau nyeri sendi biasanya simetris dan terutama menyerang sendi perifer, mencakup pergelangan tangan, pergelangan kaki, lutut, dan sendi-sendi kecil di tangan. Bisa juga ditemukan tanda dan gejala lain berupa artritis (dengan sendi yang membengkak dan disertai nyeri tekan), tenosinovitis, ruam kulit, dan mialgia (terutama di punggung bawah dan otot tungkai bawah. Sebagai tambahan, manifestasi neurologis dan kardiak berat dan, pada beberapa kasus, kematian telah dikaitkan dengan infeksi CHIKV. Luaran yang lebih parah tersebut sering terjadi pada neonatus, pasien lansia yang berusia lebih dari 65 tahun, dan pada penderita kondisi medis lain. Penularan CHIKV dari ibu ke bayi saat proses persalinan menghasilkan tingkat morbiditas yang tinggi.
  • Vaksin untuk virus Chikungunya masih dalam pengembangan.


Sumber:
Judul: Reemergence of Chikungunya Virus
Penulis: Thomas E. Morrison
Jurnal: Journal of Virology, 88(20):11644–11647
Tahun terbit: 2014
@dokteryoseph #banyakbaca [20141007]

Pemeriksaan Penunjang Mikroskopis Jamur Kulit Sederhana dengan KOH

Tujuan pemeriksaan ini adalah mengamati gambaran mikroskopik jamur untuk membedakan jenis jamur kulit dan membedakannya dari bakteri.

Cara pemeriksaan KOH 20%:
[1] letakkan skuama di bagian tengah kaca objek.
[2] teteskan larutan KOH 20% di atas skuama.
[3] tutup dengan deckglass.
[4] panaskan di atas api hingga timbul gelembung udara yang pertama.
[5] lihat di mikroskop dengan pembesaran objektif 40 kali.



Cara pemeriksaan KOH Parker (KOH ditambah tinta hitam merk Parker):
[1] letakkan skuama di tengah kaca objek.
[2] teteskan larutan KOH Parker di atas sediaan.
[3] tutup dengan deckglass.
[4] lihat di mikroskop dengan pembesaran objektif 40 kali.

Sediaan basah dibuat dengan meletakkan bahan di atas gelas alas, ditambah 1-2 tetes larutan KOH (konsentrasi 10% untuk rambut dan untuk kulit, dan untuk kuku 20%), tujuan sedian dicampur dengan KOH adalah untuk melarutkan jaringan. Biasanya memakan waktu 15-20 menit, maka untuk mempercepat pelarutan dilakukan pemanasan sediaan basah di atas api kecil. Untuk melihat elemen jamur lebih nyata dapat ditambahkan zat warna pada sedian KOH, misalnya tinta parker superchroom blue black.

Pada pasien yang dicurigai terinfeksi jamur, carilah adanya hypha dan/atau spora, akan tampak gambaran hifa dan spora tergantung jamur yang menyebabkan penyakitnya, contohnya :
- terlihat gambaran hifa sebagai dua garis sejajar terbagi oleh sekat dan bercabang maupun spora berderet (artrospora) pada Tinea (Dermatofitosis)
- terlihat campuran hifa pendek dan spora spora bulat yang dapat berkelompok (gambaran meatball and spaghetti, alias mie bakso) pada Pitiriasis Versikolor (panu).



Sumber:
medicine.uii.ac.id/upload/mikro-lk/JAMUR.rtf
easthomas.blogspot.com/2010/10/langkah-langkah-pemeriksaan-koh-pada.html
kuliahitukeren.blogspot.com/2011/03/penyakit-dermatofitosis.html
Chaerani AN. Pemeriksaan Jamur Permukaan Secara Mikroskopik. STIKES Jenderal Ahmad Yani, Cimahi:2010.

Kejadian Kanker (Tumor Ganas/Keganasan) di Singapura

Kanker adalah penyebab kematian nomor satu di Singapura, 29,3% dari total kematian pada tahun 2009.

Data penelitian ini diperoleh dari Singapore Cancer Registry (Pencatatan Kanker Singapura). Singapore Cancer Registry dimulai pada tahun 1968, dan merupakan bagian dari National Registry of Diseases Office (Badan Nasional Pencatatan Penyakit). Badan ini mengumpulkan data klinis dan epidemiologis dari semua kasus kanker baru, sekaligus melacak kematian akibat kanker. Pencatatan kasus kanker adalah suatu kewajiban berdasarkan National Registry of Diseases Act 2007 (Undang-undang Pencatatan Penyakit Nasional Tahun 2007).

Pada tahun 2006-2010, terdapat tren kenaikan jumlah kasus baru tiap tahunnya. Dari keseluruhan insiden, 48,6% adalah laki-laki dan 51,4% adalah perempuan.
Pada kurun 1998-2002, kanker paru, kolorektal, dan hati adalah tiga teratas jumlah kanker di Singapura. Kini pada laki-laki jumlah tertinggi adalah kanker kolorektal, paru, dan prostat; sedangkan pada wanita jumlah tertinggi adalah kanker payudara, kolorektal, dan paru. Secara keseluruhan, kanker kolorektal adalah kanker yang paling banyak dijumpai pada masyarakat Singapura tetapi mortalitas tertinggi diakibatkan oleh kanker paru pada laki-laki dan kanker payudara pada perempuan.
Singapura terdiri atas 75% Cina, 13% Melayu, 9% India, 3% lain-lain. Gaya hidup, terutama efek diet mungkin menjadi faktor utama yang menyebabkan perbedaan berdasarkan etnisitas, karena diperkirakan bahwa kepatuhan komunitas India pada pola diet tradisional dengan persentase vegetarian yang lebih tinggi yang mengonsumsi kacang-kacangan lebih banyak menyebabkan insiden kanker prostat tidak meningkat setinggi pada etnis Melayu dan Cina.
Tingkat insiden kanker payudara perempuan Singapura adalah yang tertinggi di Asia. Risiko seumur hidup untuk perempuan Singapura untuk kanker payudara adalah 6,12%, yang artinya 1 dari 16 perempuan akan menderita kanker payudara.
Pada periode 2005-2009, terdapat 5255 kematian akibat kanker paru. Prevalensi merokok di Singapura adalah 14,3%, dan peningkatan prevalensi tertinggi berada pada rentang usia 18-39 tahun.

Sepuluh besar kanker yang paling sering dijumpai pada laki-laki Singapura, 2006-2010(*):
1. Kolorektum
2. Paru
3. Prostat
4. Hati
5. Lambung
6. Kulit (termasuk melanoma)
7. Limfoma
8. Nasofaring
9. Ginjal dll
10. Kandung kemih



Sepuluh besar kanker yang paling sering dijumpai pada perempuan Singapura, 2006-2010(*):
1. Payudara
2. Kolorektum
3. Paru
4. Rahim
5. Indung telur
6. Kulit (termasuk melanoma)
7. Lambung
8. Leher rahim
9. Limfoma
10. Tiroid
Singapura memiliki lima rumah sakit pemerintah dan 12 rumah sakit swasta yang mampu mendiagnosa dan memulai perawatan kanker. Terdapat dua pusat penanganan kanker milik pemerintah di Singapura, National Cancer Centre Singapore (NCCS) dan National University Cancer Institute. Sektor swasta juga memiliki beberapa pusat penanganan kanker yang lebih kecil.



Catatan dokteryoseph:
(*) Disalin dari tabel 3 dan 4 pada jurnal, di jurnal disampaikan bahwa sumber tabel tersebut (dan beberapa tabel lain) adalah dari referensi nomor 10. Referensi nomor 10 adalah Singapore Cancer Registry Interim Report. Trends in Cancer Incidence in Singapore 2002–2006. National Registry of Disease Office. Singapore: Ministry of Health. Padahal pada tabel disampaikan bahwa data tersebut mewakili periode 2006-2010, tidak cocok dengan tahun laporan yang dirujuk yaitu 2002-2006. Mungkin hanya kesalahan pengetikan (typo), karena yang lebih cocok dijadikan rujukan adalah referensi nomor 6, yaitu Singapore Cancer Registry Interim Report. Trends in Cancer incidence in Singapore 2006–2010. Singapore: Ministry of Health.

Sumber:
Cancer Trends and Incidences in Singapore
Melissa C.C. Teo and Khee Chee Soo
Jpn J Clin Oncol 2013;43(3)219–224

Membongkar Resep Dokter

Penulisan resep dokter dilaksanakan setelah dokter melakukan rangkaian tindakan berupa anamnesis (wawancara), pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang jika diperlukan, dan menentukan diagnosa klinis (baik berupa diagnosis kerja maupun diagnosis definitif). Sebelum menulis resep sebagai awal dari terapi farmakologis untuk pasien, maka sebagai dokter tentunya sudah menguasai ilmu tentang penyakit (etiologi, patogenesis, epidemiologi, dll) dan tentang obat (farmakologi). 



Dalam menentukan pengobatan dan penulisan resep, seorang dokter hendaknya mengacu pada prinsip terapi rasional yang meliputi tepat diagnosis atau indikasi, tepat pemilihan dan bentuk sediaan obat, tepat cara pemberian dan dosis, manjur dan aman serta ekonomis atau terjangkau oleh kemampuan pasien. Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) yang ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) pada tahun 2012, juga disebutkan tentang penulisan resep, yaitu pada area 7 tentang pengelolaan masalah kesehatan. Dalam area tersebut tertulis: “Menulis resep obat secara bijak dan rasional (tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat frekwensi dan cara pemberian, serta sesuai kondisi pasien), jelas, lengkap, dan dapat dibaca”. Dalam daftar lampiran keterampilan SKD 2012, keterampilan menulis resep mempunyai level kompetensi 4A, yang artinya lulusan dokter harus mampu melakukan secara mandiri atau tuntas. Keterampilan ini juga diujikan dalam OSCE (Objective Structured Clinical Examination) Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) pada beberapa station (5 hingga 6) dari 12 station meskipun bobot nilainya tidak tinggi. 

Penulisan resep yang lengkap harus terdiri dari:
Inscriptio : nama dokter, alamat, SIP, kota, tanggal, R/
Prescriptio : nama obat, bentuk obat, jumlah obat, cara pembuatan (jika berupa racikan), dll
Signatura : cara pemakaian, jumlah obat, waktu minum
Pro : nama pasien, umur, BB (terutama anak2), alamat (kalau obat mengandung narkotika)
Subscriptio : paraf atau tanda tangan.

Teknis yang perlu diperhatikan dalam menuliskan resep adalah tulisan harus jelas terbaca untuk menghindari kekeliruan baca pihak apotek dan berakibat keliru pemberian obat yang dapat berakibat fatal bagi pasien. Sehingga diwajibkan menggunakan pena atau pulpen dan tidak menggunakan pensil, serta seiring kemajuan zaman kini juga ditemukan resep obat digital, baik yang dicetak maupun yang online. Nama obat ditulis dalam bentuk nama kimia atau generik atau nama dagang, namun untuk kepentingan pendidikan tidak dianjurkan menggunakan nama paten atau nama dagang. Obat jadi baik yang berbentuk tablet, kapsul, sirup, salep dll penulisan resepnya akan lebih mudah dibandingkan obat racikan atau puyer karena membutuhkan sedikit perhitungan sehingga perlu ketelitian yang lebih tinggi agar tidak terjadi kekeliruan. Dalam hal ini pengetahuan tentang dosis obat perlu dikuasai baik itu dosis terapi, dosis maksimal, dosis toksis baik pada anak maupun dewasa serta pemberiannya apakah dalam bentuk dosis bagi atau dosis tunggal. 



Penulisan resep puyer (pulveres)
Penulisan resep untuk puyer sedikit berbeda, karena kita minta petugas farmasi untuk meracikkan. Kalau obat penyusun puyernya lebih dari 1, masing-masing obat itu ditulis dalam baris yang terpisah-pisah, lalu di bawahnya dituliskan cara peracikannya.
Contoh:

R/ Amoksisilin 100mg

s. lact q.s.

m.f. pulv. dtd. no. XXI

S 3dd pulv I p.c

s. lact q.s. = tambahkan s. lactis secukupnya.

m.f. pulv. dtd. No. XXI = buat dan campurlah dalam bentuk pulveres (puyer), masing-masing dengan dosis di atas sebanyak 21 buah.
Obat kumur
Contoh kasus:
Resepkan obat kumur berikut untuk pasien faringitis: Solusio povidon iodin 1% dikumur 2x sehari.
Penyelesaian:

R/ Sol Povidon iodin 1% fls No. I

S 2 dd garg

Obat tetes
Obat tetes untuk mata dan telinga tidak beda banyak peresepannya. Cuma penulisan cara pemakaiannya yang berbeda.

Telinga = auric

Mata = oculo

Contoh penulisan resep:

R/ Sol H2O2 3% 5cc

S 2dd gtt X auric dex

R/ Sol Ofloxacin fls No.I

S 2dd gtt II auric dex setelah dicuci

R/ Gentamycin eyedrops fls No.I

S omnihora gtt I o.d.s

R/ Gentamycin eye ointment 5g tube No.I

S 1dd applic o.d.s a.n.

R/ Sulfas atropin eyedrops fls No.I

S 3dd gtt I o.d.s


Catatan tambahan mengenai bahasa Latin yang sering dipakai dalam resep dokter dan artinya:

p.c = post coenam = setelah makan

d.c = durante coenam = saat makan

a.c. = ante coenam = sebelum makan

a.n. = ante noctem = sebelum tidur

p.r.n = pro re nata (apabila diperlukan)

da in caps = masukkan ke dalam kapsul

omnihora = tiap jam

o.m. = omni mane = tiap pagi

m.et.v = mane et vespere = pagi dan malam

u.e = usus externum = untuk obat luar

applic part dol = oleskan pada daerah yang sakit

o.d.s = oculo dextra sinistra = mata kanan kiri



Diringkas dan disarikan oleh Yoseph LS dari file presentasi PowerPoint “Menulis Resep” tulisan Hendra T’ Hartono dan Dwi Diandini dan file PDF "Prinsip Penulisan Resep Dokter" tulisan Wiwik Kusumawati yang tersedia online.
Perubahan terakhir: 27 Juni 2016.